Pertandingan krusial Liga Primer Inggris 2025 mempertemukan Liverpool dan Arsenal pada pekan ke-36. Analisis teknis ini akan mengurai sepuluh aspek fundamental, termasuk defensive shape, attacking patterns, midfield balance, dan territorial dominance. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi tactical nuances dan potensi eksploitasi key areas. Proyeksi dinamika match tempo dan efektivitas final third play akan menjadi penentu hasil akhir.
1. Disparitas xG dan Goal Differential
Liverpool mencatatkan Expected Goals (xG) sebesar 2.56, dengan actual goals sejumlah 2, menghasilkan negative goal differential relatif terhadap xG. Arsenal, dengan xG 2.31, juga mencetak 2 gol, menunjukkan goal conversion yang selaras dengan xG.
2. Possession Metrics dan Passing Networks
Arsenal mendemonstrasikan higher possession percentage (56%) dibandingkan Liverpool (44%). Ini terefleksikan dalam total passes completed Arsenal (386) berbanding Liverpool (282), serta superior pass completion rate (Arsenal: 86.55%, Liverpool: 81.74%), mengindikasikan dominasi struktural dalam fase ball retention dan build-up play.
3. Shot Volume dan Shot Location
Arsenal menghasilkan higher shot volume (15) dibandingkan Liverpool (14). Analisis shot location memperlihatkan distribusi tembakan di dalam kotak penalti (Arsenal: 11, Liverpool: 10) dan di luar kotak penalti (Arsenal: 4, Liverpool: 4), mengindikasikan attacking impetus yang seimbang di zona krusial.
4. Efikasi Serangan di Penalty Area
Evaluasi shot conversion rate di dalam penalty area menunjukkan efisiensi yang komparatif, dengan kedua tim mengonversi 2 gol. Liverpool melakukannya dari 10 attempts, sementara Arsenal dari 11 attempts, merefleksikan finishing quality yang serupa di zona dengan high scoring probability.
5. Kontribusi Non-Penalty Shots
Tidak ada gol yang tercipta dari non-penalty shots untuk kedua tim. Liverpool melepaskan 4 attempts dari luar penalty area, sementara Arsenal juga 4 attempts, menggarisbawahi reliance pada penetrasi ke zona high-value scoring opportunities.
6. Performa Kiper dan Save Ratio
Goalkeeper Liverpool mencatatkan 4 saves dari 7 shots on target (save ratio: 0.57). Goalkeeper Arsenal melakukan 3 saves dari 5 shots on target (save ratio: 0.60). Save ratios yang relatif dekat menunjukkan kontribusi signifikan kedua custodians dalam mitigating goal threats.
7. Disciplinary Actions dan Foul Tendencies
Liverpool mengakumulasikan 1 yellow card, sementara Arsenal menerima 2 yellow cards dan 1 second yellow card leading to red. Foul count memperlihatkan Liverpool melakukan 13 fouls committed berbanding 10 oleh Arsenal, mengindikasikan perbedaan dalam tactical fouling dan defensive intensity.
8. Efektivitas Set-Piece Delivery
Liverpool memperoleh 3 corner kicks, sedangkan Arsenal hanya 1 corner kick. Tidak ada konversi gol dari set-piece situations untuk kedua tim, mengindikasikan suboptimal exploitation dari dead-ball scenarios.
9. Midfield Battle dan Passing Metrics
Meskipun Arsenal unggul dalam possession, total passes dan pass completion rate tidak menunjukkan disparitas yang signifikan, merefleksikan competitive midfield engagement dalam fase transition dan possession duels.
10. Analisis Offside Traps
Liverpool tercatat melakukan 3 offside offenses, berbanding 1 offside offense oleh Arsenal. Perbedaan ini dapat mengindikasikan variasi dalam attacking line coordination dan defensive line management dalam mengimplementasikan offside traps.